Akhlak
Terpuji adalah perbuatan yang menunjukkan seseorang melaksanakan perintah
Allah SWT. Zuhud dan Tawakal merupakan dua sifat terpuji (Akhlakul Karimah)
yang merupakan perintah Allah SWT. Untuk diterapkan manusia dalam kehidupan
ini.
Zuhud dan Tawakal
artinya tidak berhasrat terhadap sesuatu yang mubah, padahal ada kesanggupan
untuk memperolehnya. Tegasnya zuhud ialah meninggalkan dan menjauhi keduniaan
karena ibadah dan lebih cinta akan kehidupan akhirat. Dari segi kadarnya, zuhud
itu dapat dibagi atas tiga tingkatan, yaitu :
- Derajat pertama (terendah), yaitu menghindari dunia padahal hatinya sangat berkeinginan dan sangat tertarik, tetapi berusaha sekuat-sekuatnya untuk menghindarinya dan merasa cukup dengan yang sudah dimiliki.
- Derajat kedua, yaitu meninggalkan keduniaan karena pandangan rendah dan hina terhadap orang yang rakus dan tamak terhadap harta.
- Derajat ketiga, yaitu meninggalkan dunia karena zuhud semata-mata adanya pandangan bahwa dunia serta segala isi dan kesenangannya tidak berarti sedikit pun dibandingkan dengan kenikmatan akhirat.
Tawakal adalah sikap
berserah diri kepada Allah SWT setelah melakukan usaha secara maksimal.
Perwujudannya adalah sikap menerima dengan ikhlas atas segala yang diberikan
Allah SWT dari usaha yang dilakukan. Firman Allah SWT dalam Al-Quran surat
Al-Maidah ayat 23 yang berbunyi : “Dan
hanya kepada Allah, hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar-benar orang yang
beriman”.
Perilaku Zuhud yaitu :
- Apabila Allah SWT memberikan berkah kepada hamba-Nya berupa harta yang halal dan hamba itu sendiri bersyukur kepada Allah SWT atas berkah itu, maka sikap zuhud berkenaan dengan harta seperti itu, menurut syariat-Nya makruh.
- Apabila hamba yang berzuhud miskin tetapi sabar terhadap keadaannya, bersyukur atas apa pun yang telah dianugerahkan Allah SWT kepadanya, dan berpuas diri dengan apa yang telah Allah berikan kepadanya, maka hal itu lebih baik dari pada berusaha memperbanyak kekayaan di dunia. Allah SWT menghimbau umat manusia untuk bersikap zuhud berkenaan dengan pemerolehan kekayaan, melalui Firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 77 : “Katakanlah : Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun”.
- Apabila seorang hamba membelanjakan harta dalam kepatuhan kepada Allah SWT bersabar dan tidak mengajukan keberatan kepada apa yang dilarang oleh syariat untuk dia lakukan dalam kesulitan hidup, maka adalah lebih baik baginya bersikap zuhud terhadap hal-hal yang dihalalkan.
- Bagi seorang hamba yang memutuskan untuk tidak bersikap zuhud dengan sengaja terhadap hal-hal yang halal, tidak pula berusaha memenuhi keperluan-keperluannya secara berlebihan, karena menyadari rezeki yang diberikan Allah SWT. Apabila Allah menganugerahkan kepadanya harta yang halal, dia harus bersyukur kepada Allah SWT. Apabila Allah menentukan dia berada pada batas kecukupan hidup, maka dia hendaknya tidak memaksakan diri mencari kemewahan, karena kesabaran merupakan sesuatu yang paling utama bagi pemilik harta yang halal.
Perilaku Tawakal :
- Berusaha memperoleh sesuatu yang dapat memberikan manfaat kepada orang lain
- Meneriman segala ketentuan Allah SWT dengan ridha terhadap diri dan keadaannya.
- Tidak mudah berkeluh kesah dan gelisah.
- Apabila mendapat karunia dari Allah SWT selalu bersyukur.
Membiasakan perilaku zuhud dalam kehidupan
sehari-sehari berkenan dengan pengertian zuhud masing-masing orang berbicara
sesuai dengan zamannya masing-masing dan menunjukkan batas yang ditetapkannya
sendiri. Oleh karena itu kita harus membiasakan perilaku zuhud dalam kehidupan
sehari-sehari dengan cara, mengurangi keinginan untuk memperoleh dunia,
meninggalkan dunia sebagaimana ia adanya, memandang dunia ini hina, tenang
ketika berpisah dari harta milik, membebaskan hari dari sebab-sebab sekunder
dan membebaskan tangan dari harta benda, menjadi orang asing di dunia ini,
menjadikan hari kosong dari sesuatu yang tidak memilikinya.
Membiasakan perilaku tawakal dalam kehidupan
sehari-hari, sikap tawakal menjadi penting dalam kehidupan sehari-hari, karena
akan membuahkan perilaku terpuji. Jika mendapatkan keberhasilan senantiasa
bersyukur dan tidak sombong. Itu karena menyadari segala sesuatu yang terjadi
merupakan kehendak Allah SWT yang terbaik bagi dirinya. Begitu pula sebaliknya,
jika mengalami kegagalan senantiasa bersabar dan ikhlas. Tidak putus asa dan
tidak menyalahkan orang lain. Tidak larut dalam kesedihan serta berusaha
meningkatkan usahanya agar dapat meraih keberhasilan. Selalu ingat bahwa
manusia tidak memiliki kewenangan untuk menentukan apa yang dikehendakinya.
Segala yang terjadi merupakan kewenangan Allah SWT. Bekerja dengan
sungguh-sungguh sesuai kemampuan, kemudian menyerahkan hasilnya kepada Allah
SWT itulah konsep tawakal yang sebenarnya. Sebaliknya, meninggalkan usaha
dengan alasan tawakal, jelas merupakan kesalahan mengartikan makna tawakal itu
sendiri. Berpangku tangan, menunggu keajaiban dari langit tanpa upaya konkret
merupakan bentuk keputus asaan
1 komentar:
bismillahirrohmanirrohim
Posting Komentar