Assalamu'alaikum....
Wahabi salafi yang menghalakan ilmu tanpa guru melalui buku2 terjemahan yang sudah dimanipulasi isi kandungannya dan dari mbah google ilmu tanpa sanadz atau rantaian guru dari ilmu hingga bersambung kepada Rasulullas saw, maka ilmu tanpa guru/ sanadz gurunya mereka itusyetan...Na'udzu Billah...
Ulama/kyai yang jadi guru ataupun ustadz merupakan pewaris para Nabi yang menjadi pemegang tongkat estafet perjuangan agama islam, sehingga pelajar tidak akan mampu mempelajari ilmu agama dengan benar tanpa melalui ulama, bahkan apabila belajar ilmu Thoriqat dan Hakiqat, beliau Imam Abu Yazid Al-Busthomi memperingatkan pelajar yang mempelajarinya tanpa guru sebagai berikut:
ومن كلام ابى يزيد البسطامى قدس سره من لم يكن له شيخ فشيخه الشيطان
(تفسير حقي – (ج 7 / ص 393)
Sebagian dari perkataan Imam Abu Yazid semoga Allah menbersihkan rahasianya. Barangsiapa yangtidak mempunyai guru, maka gurunya adalah Syetan.
Imam Sayid Alawi bin As Saqaf dalam kitab Sab’atul kutub menjelaskannya sebagai berikut:
فصل فيمن يصح أن يتخذ شيخا إعلم وفقني الله وإياك لمرضاته أنه يجب على مريد الطريق أن يقصد عند إرادة إنابته وتوبته واستيقاظه من نوم غفلته شيخا من أهل زمانه يكون مترقيا في مقام الرجال الكمل شرعيا حقيقيا سلوكه علىالكتاب والسنةوالاقتداء بالعلماء إلى أن قال… فالشيخ العارف الواصل وسيلة المريد إلى الله وبلبه الذي يدخل منه على الله فمن لاشيخ له يرشده فمرشده الشيطان ومن هذا تعلم أنه لا يجوز التصدر لأخذ العهدعلى المريدين وإرشادهم إلا بعد التربية اهـ
(سبعة الكتب المفيدة ص: 52)
Fasal menjelaskan orang yang bisa/pantas menjadi guru. ketahuilah semoga Allah memberi pertolongan ridloNya kepada kita. Sesungguhnya wajib bagi murid Thoriqot apabila ingin kembali, taubat dan bangun dari tidur lupanya untuk mencari Syaikh Mursyid/guru di zamannya yang suluknya, metodenya terdidik sebagi lelaki sempurna secara syariat dan haqikat, sesuai Al Qur’an, Al-Hadits dan mengikuti Ulama. Sampai…. Maka guru yang wushul hingga sampai derajat ma’rifat Allah, sebagai perantara murid pada Allah, dan menjadi sari pati yang bisa menghantar ma’rifat Allah. Maka orang yang tidak mempunyai guru yang mampu menjadi petunjuk baginya, maka pembimbingnya adalah setan, dan dari ini diketahui sesungguhnya tidak boleh mengambil janji (membaiat) pada para murid dan membimbing kecuali setelah memberi pendidikan Ilmu Syariat.
Mayoritas ulama, seperti keterangan Imam Nawawi dalam kitab majmu’ berkata:
فقد قال ابن سيرين ومالك وخلائق من السلف: هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم. إلى أن قال… وقالوا: ولا تأخذ العلم ممن كان أخذه له من بطون الكتب من غير قراءة على شيوخ أو شيخ حاذق فمن لم يأخذه إلا من الكتب يقع في التصحيف ويكثر منه الغلط والتحريف.
(المجموع شرح المهذب الجزء الأول ص: 66)
Imam Ibnu Sirin, Imam Malik dan Para ulama salaf benar benar berkata: Ilmu ini adalah agama, makalihatlah telitilah dari siapa kalian mengambil belajar tentang agama kalian Sampai…
Para ulama berkata: Janganlah kalian mengambil belajar ilmu dari orang yang belajar dari kitab tanpa membaca pada para Syaikh atau syaikh yang pintar, maka barangsiapa yang mempelajari ilmu hanya lewat buku akan mengalami kesalahan pemahaman banyak membuat kekeliruan dan akan membelokkan pengertian. Dengan sendirinya ulama mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan perantarailmu, seperti ungkapan dalam kaidah fiqh:
للوسائل حكم المقاصد
Perantara mempunyai hukum sama seperti tujuan.
Yakni cara menghormati murid/pelajar kepada Masyayikh ataupun ustadz yang merupakan perantara untuk mendapatkan ilmu agama yang agung, seperti ungkapan Imam Ghozali:
هامش اتحاف السادة الجزء الأول ص: 336
قال رسول الله إنما أنا مثل الوالد لولده بأن يقصد انقاذهم من نار الآخرة وهو أهم من انقاذ الوالدين ولدهما من نار الدنيا ولذلكصارحق المعلم أعظم من حق الوالدين فإن الوالد سبب الوجود الحاضر والحياة الفانية والعلم سبب الحياة الياقية ولو لا المعلم لانساق ما حصل من جهة الأب إلى الهلاك الدائم
Rasulullah SAW. bersabda: Sesungguhnya Aku laksana orang tua bagi anaknya, yang mempunyaitujuan menyelamatkan dari api neraka, dan ini lebih penting daripada para orang tua yang menyelamatkan anaknya dari api dunia (ekonomi), dan dari situ hak pengajar ilmu agama lebih agung daripada kedua orang tua. karena orang tua sebagai sebab keberadaan anak di duniafana, sedangkan Ilmu sebab mendapatkan kehidupan kekal Akhirat, dan andai tidak ada pengajar, maka sesuatu yang timbul dari ayah meneyelamatkan dari api dunia/ekonomi akan menggiring pada kerusakan selamanya.
Wahabi salafi yang menghalakan ilmu tanpa guru melalui buku2 terjemahan yang sudah dimanipulasi isi kandungannya dan dari mbah google ilmu tanpa sanadz atau rantaian guru dari ilmu hingga bersambung kepada Rasulullas saw, maka ilmu tanpa guru/ sanadz gurunya mereka itusyetan...Na'udzu Billah...
Ulama/kyai yang jadi guru ataupun ustadz merupakan pewaris para Nabi yang menjadi pemegang tongkat estafet perjuangan agama islam, sehingga pelajar tidak akan mampu mempelajari ilmu agama dengan benar tanpa melalui ulama, bahkan apabila belajar ilmu Thoriqat dan Hakiqat, beliau Imam Abu Yazid Al-Busthomi memperingatkan pelajar yang mempelajarinya tanpa guru sebagai berikut:
ومن كلام ابى يزيد البسطامى قدس سره من لم يكن له شيخ فشيخه الشيطان
(تفسير حقي – (ج 7 / ص 393)
Sebagian dari perkataan Imam Abu Yazid semoga Allah menbersihkan rahasianya. Barangsiapa yangtidak mempunyai guru, maka gurunya adalah Syetan.
Imam Sayid Alawi bin As Saqaf dalam kitab Sab’atul kutub menjelaskannya sebagai berikut:
فصل فيمن يصح أن يتخذ شيخا إعلم وفقني الله وإياك لمرضاته أنه يجب على مريد الطريق أن يقصد عند إرادة إنابته وتوبته واستيقاظه من نوم غفلته شيخا من أهل زمانه يكون مترقيا في مقام الرجال الكمل شرعيا حقيقيا سلوكه علىالكتاب والسنةوالاقتداء بالعلماء إلى أن قال… فالشيخ العارف الواصل وسيلة المريد إلى الله وبلبه الذي يدخل منه على الله فمن لاشيخ له يرشده فمرشده الشيطان ومن هذا تعلم أنه لا يجوز التصدر لأخذ العهدعلى المريدين وإرشادهم إلا بعد التربية اهـ
(سبعة الكتب المفيدة ص: 52)
Fasal menjelaskan orang yang bisa/pantas menjadi guru. ketahuilah semoga Allah memberi pertolongan ridloNya kepada kita. Sesungguhnya wajib bagi murid Thoriqot apabila ingin kembali, taubat dan bangun dari tidur lupanya untuk mencari Syaikh Mursyid/guru di zamannya yang suluknya, metodenya terdidik sebagi lelaki sempurna secara syariat dan haqikat, sesuai Al Qur’an, Al-Hadits dan mengikuti Ulama. Sampai…. Maka guru yang wushul hingga sampai derajat ma’rifat Allah, sebagai perantara murid pada Allah, dan menjadi sari pati yang bisa menghantar ma’rifat Allah. Maka orang yang tidak mempunyai guru yang mampu menjadi petunjuk baginya, maka pembimbingnya adalah setan, dan dari ini diketahui sesungguhnya tidak boleh mengambil janji (membaiat) pada para murid dan membimbing kecuali setelah memberi pendidikan Ilmu Syariat.
Mayoritas ulama, seperti keterangan Imam Nawawi dalam kitab majmu’ berkata:
فقد قال ابن سيرين ومالك وخلائق من السلف: هذا العلم دين فانظروا عمن تأخذون دينكم. إلى أن قال… وقالوا: ولا تأخذ العلم ممن كان أخذه له من بطون الكتب من غير قراءة على شيوخ أو شيخ حاذق فمن لم يأخذه إلا من الكتب يقع في التصحيف ويكثر منه الغلط والتحريف.
(المجموع شرح المهذب الجزء الأول ص: 66)
Imam Ibnu Sirin, Imam Malik dan Para ulama salaf benar benar berkata: Ilmu ini adalah agama, makalihatlah telitilah dari siapa kalian mengambil belajar tentang agama kalian Sampai…
Para ulama berkata: Janganlah kalian mengambil belajar ilmu dari orang yang belajar dari kitab tanpa membaca pada para Syaikh atau syaikh yang pintar, maka barangsiapa yang mempelajari ilmu hanya lewat buku akan mengalami kesalahan pemahaman banyak membuat kekeliruan dan akan membelokkan pengertian. Dengan sendirinya ulama mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan perantarailmu, seperti ungkapan dalam kaidah fiqh:
للوسائل حكم المقاصد
Perantara mempunyai hukum sama seperti tujuan.
Yakni cara menghormati murid/pelajar kepada Masyayikh ataupun ustadz yang merupakan perantara untuk mendapatkan ilmu agama yang agung, seperti ungkapan Imam Ghozali:
هامش اتحاف السادة الجزء الأول ص: 336
قال رسول الله إنما أنا مثل الوالد لولده بأن يقصد انقاذهم من نار الآخرة وهو أهم من انقاذ الوالدين ولدهما من نار الدنيا ولذلكصارحق المعلم أعظم من حق الوالدين فإن الوالد سبب الوجود الحاضر والحياة الفانية والعلم سبب الحياة الياقية ولو لا المعلم لانساق ما حصل من جهة الأب إلى الهلاك الدائم
Rasulullah SAW. bersabda: Sesungguhnya Aku laksana orang tua bagi anaknya, yang mempunyaitujuan menyelamatkan dari api neraka, dan ini lebih penting daripada para orang tua yang menyelamatkan anaknya dari api dunia (ekonomi), dan dari situ hak pengajar ilmu agama lebih agung daripada kedua orang tua. karena orang tua sebagai sebab keberadaan anak di duniafana, sedangkan Ilmu sebab mendapatkan kehidupan kekal Akhirat, dan andai tidak ada pengajar, maka sesuatu yang timbul dari ayah meneyelamatkan dari api dunia/ekonomi akan menggiring pada kerusakan selamanya.
1 komentar:
1. Bagaimana jika kita hidup di negeri kafir dan tidak ada guru yang mengajarkan Al-Quran, sedangkan kita memiliki Al-Quran dan Kitab Hadist. Apakah kita tidak boleh belajar Al-Quran tanpa guru?
2. Bagaimana jika Allah mengangkat ilmu dengan dimatikannya para ulama. Apakah kita tidak boleh belajar tanpa guru?
3. Bagaimana jika yang dijadikan guru adalah syetan-syetan dari jenis manusia (QS.6:112), akankan seseorang mendapatkan jalan kepada keselamatan?
4. Adakah nash atau hadist yang mensyaratkan adanya guru untuk memahami Al-Quran? Sehingga kita lebih berpegang pada pedapat manusia bahwa "belajar Al-Quran tanpa guru maka gurunya adalah syetan.
Bukankah Allah Maha Menjelaskan dan Al-Quran itu ayat-ayatnya disusun dengan rapi dan dijelaskan secara terperinci, berisi petunjuk dan penjelasan tentang petunjuk tersebut.
Jangan sampai seseorang mengadakan kebohongan-kebohongan terhadap Allab yang berakibat mengahalangi manusia dari jalan Allah.
Posting Komentar